Ketua DPR Bergabung ke Mesir Bantu Palestina

Kairo (ANTARA News) - Ketua DPR-RI Agung Laksono bersama anggota delegasi parlemen Indonesia lainnya segera bergabung ke Mesir untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina yang kini terus mendapat gempuran bala-tentara Israel di Jalur Gaza.

Dijadwalkan Ketua DPR akan tiba Jumat (9/1) di Kairo untuk sejumlah agenda pertemuan.

Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Mesir A.M. Fachir kepada ANTARA News di
Kairo, Kamis pagi di sela-sela persiapan untuk melepas tim aju awal bantuan kemanusiaan Indonesia untuk dibawa ke perbatasan Mesir-Palestina di Rafah menjelaskan bahwa dalam rombongan ketua DPR juga ikut-serta Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Abdillah Toha dan Makarim Wibisono, mantan Dubes RI di Jenewa yang kini menjadi staf ahli ketua DPR.

Di samping akan memberikan bantuan kemanusiaan dari parlemen, kata dia, selama di Mesir Agung Laksono juga akan bertemu dengan Ketua Dewan Syuro (Ketua Parlemen) Mesir Fathi Sourur, dan juga akan mengunjungi warga Palestina yang menjadi korban serangan Israel dan kini masih dirawat intensif di sejumlaj rumah sakit di Kairo.

Sementara itu, bantuan tahap kedua yang dihimpun dari pemerintah Indonesia dan masyarakat yang diamanahkan melalui lembaga swadaya masyarakat yang totalnya senilai Rp2,1 miliar pada Kamis tengah malam pukul 20.30 waktu setempat atau Jumat (8/1) dinihari pukul 01.30 WIB telah siap dikirimkan menuju Rafah, kota perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza, Palestina.

Wartawan ANTARA News melaporkan, kesibukan menyiapkan bantuan kemanusiaan
berupa obat-obatan dan sarana kesehatan lainnya seperti mobil ambulan terus dilakukan dengan peran-serta sejumlah warga Indonesia yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Mesir.

Menurut Kepala Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Depkes dr Rustam S Pakaya, yang memimpin delegasi Indonesia dalam tim kemanusiaan Indonesia guna memberikan bantuan kepada rakyat Palestina, dari total bantuan tahap kedua senilai Rp2,1 miliar itu, rinciannya yang berasal dari pemerintah adalah senilai Rp700 juta, dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Rp500 juta dan dari "Medical Emergency Resque
Commitee" (MER-C) Indonesia senilai Rp900 juta.

Ia menjelaskan bahwa bantuan tahap pertama telah diberikan saat tim berada di Yordania, yang diterima langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Yordania dr Fathi Abu Mougli, pekan lalu.

Pada bantuan tahap pertama, diserahkan bantuan dua obat-obatan senilai R300 juta dan uang tunai Rp1 miliar.

Dikemukakannya bahwa bila tidak ada hambatan, dijadwalkan pada hari Jumat (9/1) sekitar pukul 08.30 waktu setempat (13.30 WIB), bantuan obat-obatan sebanyak empat koli dan satu --dari total empat mobil ambulan yang disumbangkan--akan dibawa dengan iring-iringan truk melalui jalan darat dari Kairo menuju ke El-Arish dan kemudian masuk ke perbatasan di Rafah.

Untuk mobil ambulan yang sangat dibutuhkan di sejumlah rumah sakit di Gaza, Rustam S Pakaya menjelaskan bahwa dari pemerintah dan BSMI disumbangkan satu unit mobil ambulan, sedangkan dari MER-C Indonesia sebanyak dua mobil ambulan.

Sementara itu, salah satu tim dari MER-C Indonesia yakni dr Sarbini Abdul Muradz melalui hubungan telepon melaporkan kepada ANTARA News bahwa pada Kamis siang, ia telah sampai di daerah Batuh, sebelum tiba di El-Arish, sebuah kota yang menjadi pintu masuk ke Rafah untuk selanjutnya menuju Jalur Gaza.

Ia mengaku sempat diperiksa di pos pemeriksaan oleh aparat berwenang Mesir selama 45 menit, dan akhirnya bisa menuju El-Arish.

"Saat sudah tiba di Rafah, yang masih di kawasan Mesir untuk menuju Rafah yang masuk wilayah Palestina, ada beberapa truk bantuan kemanusiaan dari berbagai negara yang masih menumpuk karena belum mendapat izin masuk," katanya.

Menurut dia, sekurangnya ada tiga truk besar dan enam lainnya dalam ukuran lebih kecil, dan beberapa dokter dari Turki atau negara lain juga belum bisa masuk.